Perusahaan telekomunikasi milik negara PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) dan operator jalan tol PT Jasa Marga tengah serius dalam menggarap proyek untuk layanan pembayaran non-tunai. Kedua perusahaan milik negara ini tengah mempersiapkan diri dan akan membentuk perusahaan patungan yang akan bertanggung jawab atas pembayaran tol elektronik sebelum akhir tahun.

Perusahaan patungan tersebut nantinya akan berfungsi sebagai kliring untuk mengumpulkan pembayaran dan mendistribusikan dana ke bank terkait. Penjelasan tentang pembentukan perusahaan patungan ini disampaikan langsung oleh direktur perusahaan jasa dan usaha Telkom Dian Rachmawan di Melbourne, Kamis

“Kami akan membangun perusahaan dengan PT Jasa Marga tahun ini,” kata Dian, menambahkan bahwa operator jalan tol milik negara lainnya – PT Waskita Toll Road dan PT Hutama Karya – akan bergabung dengan perusahaan tersebut nanti.

Pembayaran elektronik untuk jalan tol dimulai tahun 2009 ketika PT Bank Mandiri menandatangani kontrak eksklusif 10 tahun dengan Jasa Marga.

Pada bulan Maret 2016 lalu, bank melakukan perluasan dengan membuka sistem ini ke bank-bank BUMN lainnya. Beberapa bank seperti PT Bank Negara Indonesia (BNI), PT Bank Rakyat Indonesia (BRI), dan PT Bank Tabungan Negara (BTN) turut membuka sistem ini, dimana bank tersebut memang merupakan BUMN lainnya.

Dian mengatakan dengan rencana pemerintah untuk meliberalisasi sistem pembayaran tol, tidak bisa lagi dikuasai oleh satu bank. Operator gateway pembayaran pihak ketiga akan mengambil alih peran dan mendistribusikan arus pembayaran ke bank peserta.

Wacana pemerintah untuk memberlakukan pembayaran non-tunai pada setiap gerbang tol Jabodetabek memang sedang kencang dikumandangkan. Hal ini adalah salah satu alternatif yang telah diteliti akan dapat mengurangi uraian kemacetan kala memasuki antrian pembayaran tol yang sering terjadi. Dengan pembayaran non-tunai, maka setiap pengendara tidak perlu menunggu lama untuk pembayaran, karena cukup dengan menggunaan kartu dan tap untuk membayar layanan tol.