Setiap pelaku bisnis pasti selalu berharap bisa mencetak keuntungan. Dari keuntungan inilah, bisnis dapat memperoleh dana yang nantinya dapat digunakan untuk pengembangan usaha. Namun, sayangnya tak selamanya harapan tersebut berbuah manis. Tak jarang terjadi fenomena ketika bisnis baru gulung tikar. Meski sederet persiapan telah dilakukan dan modal telah disiapkan, namun fenomena ini masih terus terjadi dari waktu ke waktu. Lantas, sebenarnya hal-hal apa saja yang bisa menyebabkan bangkrutnya bisnis baru?

bisnis gulung tikar

Penyebab Bisnis Baru Gulung Tikar: Salah Memilih Pangsa Pasar

Hal pertama yang kerap menyebabkan bisnis baru gulung tikar adalah kesalahan dalam memilih pangsa pasar. Ketika sebuah bisnis atau usaha didirikan, usaha tersebut tentu akan menjual suatu barang atau jasa. Untuk bisa melakukan penjualan atas produk barang atau jasa tersebut, perusahaan tentunya membutuhkan konsumen. Namun, tidak semua konsumen akan memilih barang atau jasa yang ditawarkan perusahaan yang dimaksud.

Adapun istilah pangsa pasar merujuk pada kalangan konsumen tertentu yang kepada mereka suatu produk atau jasa ditujukan oleh perusahaan. Produsen alat musik, misalnya, biasanya akan memilih pangsa pasar berupa kalangan pemusik, pecinta musik, pelajar musik, atau kalangan serupa. Sementara perusahaan penyedia layanan pusat data biasanya menyasar perusahaan yang membutuhkan pengelolaan data dalam jumlah besar.

Seperti yang dianjurkan oleh Lippo, semakin akurat pemilihan pangsa pasar, semakin besar pula kesempatan perusahaan untuk bisa memasarkan produk atau jasa dengan baik. Secara langsung, hal ini akan berdampak pada keuntungan yang diperoleh dari aktivitas penjualan tersebut. Sebaliknya, apabila terjadi kesalahan dalam pemilihan pangsa pasar, maka pihak perusahaan yang justru akan menjadi korban terbesar dari tindakan tersebut.

Penyebab Bisnis Baru Gulung Tikar: Produk atau Jasa yang Dijual Tidak Spesifik

Kesalahan kedua yang dapat berujung pada bangkrutnya usaha baru adalah produk atau jasa yang dijual tidak spesifik. Dengan kata lain, produk atau jasa yang dijual dapat dengan mudah ditemukan barang substitusinya. Hal ini sebenarnya sangat berbahaya bagi perusahaan karena konsumen dapat dengan mudah mengabaikan barang atau jasa yang dijual perusahaan tersebut.

Ketika terdapat banyak barang substitusi untuk suatu produk, konsumen biasanya tidak akan ragu memilih barang dengan pertimbangan subyektif. Mulai dari pertimbangan harga, tampilan, hingga hal-hal sepele seperti rasa suka atau tidak suka. Tentu jika dibiarkan terjadi terus menerus, hal ini dapat berdampak pada penurunan tingkat penjualan.

Oleh karena itu, dalam menjalankan usaha, setiap pelaku usaha selalu dituntut untuk bisa menghadirkan produk unik yang mampu menyasar secara spesifik kebutuhan pangsa pasar yang ditargetkan. Dengan cara ini, konsumen tidak akan memiliki produk substitusi dalam jumlah besar. Selain itu, karena kebutuhannya dirasa terpenuhi dengan kehadiran produk tersebut, masyarakat juga akan tetap memilih produk tersebut serta melakukan pembelian.

Kesalahan Manajemen

Kesalahan manajemen merupakan hal berikutnya yang juga bisa berdampak pada bisnis baru gulung tikar. Kesalahan manajemen dalam hal ini dapat terjadi dalam ruang lingkup yang cukup besar. Kesalahan bisa terjadi dalam hal pengelolaan sumber daya manusia, pengelolaan keuangan, ketaatan pada peraturan pemerintah, aspek legalitas usaha, ketaatan pajak, dan lain sebagainya.

Kesalahan manajemen harus diperhatikan dengan baik oleh pelaku usaha. Hal ini karena kesalahan yang satu ini bisa terjadi bukan hanya dalam skala masif, tapi juga minor atau bahkan laten. Meski demikian, dampak yang terjadi bisa begitu masif dan jangka panjang. Oleh karena itu, seluruh pelaku usaha selalu diminta untuk menerapkan tata manajemen perusahaan yang baik di segala bidang.