Perang yang dimulai Rusia terhadap Ukraina telah membawa dampak serius terhadap tatanan masyarakat global. Kedua negara bukanlah satu-satunya pihak yang terdampak dari aktivitas perang yang dilancarkan oleh negara Vladimir Putin tersebut. Beberapa negara, terutama Amerika Serikat, Uni Eropa, dan para sekutu mereka pun mulai merasakan dampak dari aktivitas agresi tersebut. Dengan porsi kontribusi negara-negara ini yang cukup besar terhadap perekonomian global, muncul 1 pertanyaan penting. Akankah langkah perang di era modern ini akan berujung terhadap resesi global?

resesi global

Apa Itu Resesi Global?

Resesi global terdiri dari 2 kata yaitu resesi dan global. Resesi merujuk pada suatu periode ketika suatu negara mengalami kontraksi ekonomi. Hal ini ditandai dengan pertumbuhan ekonomi negara tersebut yang mencapai angka minus atau negatif.

Sementara itu, kata global merujuk pada suatu peristiwa yang melibatkan berbagai negara pada waktu yang bersamaan. Dengan demikian, resesi global merujuk pada suatu periode ketika negara-negara di dunia mengalami kontraksi ekonomi atau pertumbuhan ekonomi global yang mencapai angka minus. Mengingat luasnya cakupan fenomena ini, tidak semua negara bisa dengan otomatis memicu fenomena ini. Negara tersebut haruslah memiliki kontribusi ekonomi terhadap ekonomi global yang cukup besar. Dalam hal ini, para negara yang tergabung dalam Grup 7 (G7) maupun Grup 20 (G20) memiliki kontribusi besar. Hal ini karena ketujuh maupun keduapuluh negara dalam kelompok tersebut merupakan negara-negara dengan kontribusi ekonomi paling besar di dunia pada saat ini. Apalagi lebih dari setengah negara-negara tersebut, berdasarkan urutan PDB miliknya, mengalami resesi, maka sangat dimungkinkan seluruh dunia akan mengalami resesi.

Dampak Perang Rusia – Ukraina terhadap Kemungkinan Resesi Global

Saat ini, dunia memang tengah tidak mengalami resesi. Namun, ada kemungkinan besar fenomena buruk seperti ini akan terjadi dalam waktu yang tidak terlalu lama. Aksi perang yang dilancarkan oleh pihak Rusia terhadap Ukraina memainkan peran besar terhadap kemungkinan resesi global tersebut.

Hal ini karena tidak sedikit negara yang mengeluarkan kecaman terhadap aksi pemerintah yang dipimpin oleh Vladimir Putin tersebut. Meski tak semuanya, sebagian besar pemerintah negara yang memberikan kecaman tersebut kemudian mengambil langkah tegas terhadap pemerintah Rusia. Salah satu langkah yang dilakukan adalah sanksi ekonomi. Sanksi ini menyasar bukan hanya pemeirntah Rusia sebagai pihak pelaku langsung agresi tersebut, melainkan juga para invididu, pejabat, maupun lembaga asal Rusia yang memainkan peran penting terhadap kegiatan tersebut maupun aktivitas ekonomi negara tersebut.

Langkah ini pun berakibat fatal terhadap Rusia. Negara bergelar Beruang Merah tersebut diperkirakan tengah mengalami perlambatan ekonomi akibat sanksi tersebut. Beberapa lembaga penilai investasi bahkan telah menurunkan peringkat mereka atas Rusia sebagai negara yang tidak layak menjadi tujuan investasi. Sementara lembaga lainnya memperkirakan Rusia telah mengalami default atau kegagalan dalam membayar utang mereka yang telah jatuh tempo.

Rusia pun tidak tinggal diam. Pemerintah Vladimir PUtin tersebut kemudian membalas sanksi tersebut dengan menghentikan ekspor terhadpa negara-negara yang mereka klaim sebagai tidak bersahabat. Salah satu ekspor yang mereka hentikan adalah ekspor minyak bumi dan gas alam ke negara-negara Eropa. Hal ini sangat berdampak serius terhadap negara-negara anggota Uni Eropa mengingat mereka menggunakan gas alam dan minyak dari Rusia sebagai kontributor penting sumber energi mereka. Jerman, misalnya, mencatatkan sebesar 25% sumber energi mereka diperoleh dari Rusia.

Aksi balas membalas tersebut tak pelak mulai berdampak ke negara-negara lain. Perang di Ukraina misalnya mendorong kelangkaan bahan pangan gandum yang menicu inflasi di berbagai negara dari sektor pangan dan berkontribusi terhadap pelambatan ekonomi. Sementara balasan saksi dari pihak Rusia mendorong berbagai negara untuk menahan laju keluar dana dari negara mereka sehingga arus investasi di berbagai negara mengalami penurunan.

Hal-hal semacam ini, apabila terjadi terus menerus, akan sangat mungkin berujung pada resesi global. Oleh karena itu, diperlukan langkah nyata dari seluruh pihak untuk bisa menghentikan aksi perang yang melibatkan kedua negara tersebut.